MAKALAH GEOGRAFI PERMASALAHAN GEOSFER

MAKALAH
GEOGRAFI

PERMASALAHAN GEOSFER







DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................. 1
Daftar Isi ....................................................................... 2
Kata Pengantar ..............................................................        3

BAB I   PENDAHULUAN .........................................  4
1.1 Latar Belakang ......................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................... 4
1.3 Tujuan ......................................................  4
BAB II  PEMBAHASAN ...........................................  5
2.1 Pengertian hujan es .................................. 5
2.2 Penyebab terjadinya hujan es ................... 5
2.3 Proses terjadinya hujan es ........................ 6
2.4 Tanda tanda terjadinya hujan es ............... 7
2.5 Perbedaan hujan es dengan hujan salju .... 8
2.6 Peristiwa Hujan es di Bandung ................ 9
BAB III PENUTUP ....................................................  11
3.1 Kesimpulan...............................................  11









KATA PENGANTAR
       Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami sekelompok tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan kepada kelompok kami.
Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini memuat tentang “Proses Terjadinya Hujan Es di Bandung”, tema yang akan dibahas di makalah ini butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Guru Pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,


Boyolali, 5 November 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer berdasarkan unsur unsur geosfer.Sedangkan, Fenomena-fenomena geosfer adalah kejadian-kejadian alam yang menyangkut Atmosfer, litosfer, biosfer, antroposfer, serta hidrosfer.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah – masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1.  Apa pengertian hujan es?
2.  Apa penyebab hujan es?
3.  Bagaimana proses hujan es bisa terjadi?
4.  Apa saja tanda tanda terjadinya hujan es?
5.  Apa perbedaan hujan es dengan hujan salju?
6.  Bagaimana peristiwa hujan es di Bandung?
1.3 Tujuan
1.    Menjelaskan pengertian hujan es
2.    Menjelaskan  mengapa hujan es bisa terjadi
3.    Menjelaskan proses terjadinya hujan es
4.    Menyebutkan tanda tanda terjadinya hujan es
5.    Menjelaskan perbedaan hujan es dengan hujan salju
6.    Menjelaskan peristiwa yang terjadi di Bandung
                                                                     



BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Hujan Es
Hujan es ini dalam ilmu meteorologi disebut juga dengan hail. Hail atau hujan es ini adalah presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Salah satu pembentukan dari bola- bola es ini adalah melalui kondensasi uap air lewat proses pendinginan di atmosfer pada sebuah lapisan yang terdapat di atas level beku. Biasanya, hanya es yang berukuran besar saja yang terjadi dengan proses seperti ini. Karena ukurannya yang besar, sehingga meski es sudah turun ke suhu yang lebih hangat dan daerah lebih rendah, tidak semua es ini menjadi cair (mencair). Perlu diketahui, hujan es ini tidak hanya bisa tirun di daerah subtropis saja, namun hujan es ini juga dapat terjadi di daerah sekitar garis ekuator atau daerah pembagian musim tropis, termasuk di Indonesia. Hujan es ini biasanya terjadinya tidak terlalu kelihatan, dan terjadinya hujan es ini disertai dengan hujan air. Hujan es ini biasanya terjadi hanya sekitar beberapa menit saja, kemudian setelah itu akan kembali ke hujan air normal seperti biasanya. Walau ad yg agak lama tergantung dari ekstremnya cuaca yang terjadi. Seperti di Bandung jadi mirip salju.
2.2    Penyebab Hujan Es
Jika kita mengamati proses terjadinya hujan air, maka kita akan mengetahui bahwa hujan air bisa terjadi karena adanya penguapan air laut yang kemudian menjadi awan yang mengandung air, dan kemudia air tersebut turun menjadi jatuhan- jatuhan air yang disebut dengan hujan. Namun apakah hal ini sama dengan yang menyebabkan hujan es turun? Ya, hal ini ternyata tidak terlalu berbeda dengan yang menyebabkan terjadinya hujan es. Salah satu yang menyebabkan terjadinya hujan es adalah pembekuan.
Dimana pada kondisi ini, uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih- benih es. Kemudian karena terjadi pengembunan yang mendadak, maka terjadi pembentukan es dengan ukuran yang sangat besar. Sebenarnya hujan es ini bukanlah fenomena alam yang aneh dan langka. Hujan es ini sudah seringkali terjadi. Dan terjadinya hujan es ini bisa saja menimpa daerah- daerah tropis bahkan bukan di saat musim penghujan. Butiran es yang jatuh saat hujan es merupakan kondensasi dari air hujan yang menggumpal di atas permukaan bumi yang disebut dengan awan gelap.
Hujan es yang biasanya disertai dengan angin puting beliung ini berasal dari jenis jenis awan yang memiliki sel tunggal berlapis- lapis dekat dengan permukaan bumi. Selain itu dapat pula berasal dari multi sel awan, pertumbuhannya ini secara vertikal dan luas area horisontalnya sekitar 3 -5 kilometer. Hujan es ini terjadi dengan durasi yang sangat singkat, antara 3 hingga 5 menit. Hujan es yang paling lama adalah dengan durasi 10 menit, dan itupun sangat jarang terjadi. Maka biasanya huja es ini sifatnya lokal dan tidak merata. Dan jenis yang berlapis- lapis ini menjulang arah vertikal hingga ketinggian lebih dari 30.000 kaki. Jenis awan yang bentuknya berlapis- lapis menyerupai kembang kol ini disebut dengan awan Cumulo Nimbus atau CB yang juga merupakan musuh terbesar para pilot pesawat.
2.3     Proses terjadinya Hujan Es
Air yang banyak tersebut tersimpan dalam satu wadah yang dinamakan samudera, laut, sungai, danau, rawa, dan lain sebagainya. Kemudian air- air tersebut akan mengalami penguapan atau disebut dengan evaporasi melalui bantuan sinar matahari. Termasuk pula dengan air yang berada di dedaunan tumbuh- tumbuhan atau di permukaan tanah.
Proses penguapan air (khususnya dari tumbuh- tumbuhan) tersebut dinamakan transpirasi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut akan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian menjadi awan. Kemudian awan- awan tersebut bergerak sendiri- sendiri ke tempat yang berbeda- beda dengan bantuan angin, baik angin yang berhembus vertikal maupun horisontal.Lalu awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya lebih dingin dan mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun, dan karena beratnya embun ini maka turunlah menjadi titik- titik hujan.
Ketika telah mengembun tersebut, sudah menjadi air, dan tertiup oleh angin thermis yang naik, ke ketinggian yang memiliki temperatur dibawah titik beku, embun tersebut akan berubah menjadi es yang akan jatuh ke bawah. Ikatan antar molekul es ini lebih kuat daripada antar molekul air, kare es merupakan benda padat. Hal itu menyebabkan es tersebut jatuh ke bawah dengan bentuk yang tidak rapi teratur, bisa seukuran kerikil, namun ada juga yang hingga seukuran kepalan tangan.
2.4    Tanda tanda terjadinya Hujan Es
Hujan es yag disertai dengan angin kencang ini biasa terjadi pada saat peralihan iklim di Indonesia pada musim kemarau ke musim penghujan. Sehingga pada waktu pancaroba demikian ini potensi terjadinya hujan es lebih besar bila dibandingkan waktu- waktu yang lainnya.
Hujan es ini lebih sering terjadi pada saat siang atau sore hari. Namun tidak menutup kemungkinan hujan es ini terjadi malam hari. Hanya saja pada saat siang atau sore hari lebih berpotensi terjadinya hujan es ini.Satu hari sebelum hujan es turun, udara pada pagi hingga malam hari terasa sangat panas, dan pengap. Hal ini yang kemungkinan menyebabkan terjadinya penggumpalan awan hingga terbentuk awan yang berlapis- lapis sehingga akan menyebabkan terjadinya hujan es ini.
Apabila sekitar pukul 10.00 terlihat awan yang berlapis lapis atau cumulus, dan di antra awan tersebut terlihat satu jenis awan yang batas tepinya berwarna abu- abu jelas dan menjulang tinggi seperti bunga kol, lalu kemudian awan tersebut berubah warna menjadi hitam gelap dengan durasi yang cepat. Jika terlihat indikasi seperti ini, maka bisa diprediksi bahwa akan terjadi hujan es dan disertai dengan angin kencang.Lihatlah tanaman atau pepohonan yang berada di sekitar kita. Apabila dahan dan rantingnya mulai bergoyang- goyang karena tertiup angin, maka itu tandanya hujan dan angin kencang akan segera tiba.Udara yang ada di sekitar kita mulai terasa dingin yang membuat merinding.
Hujan es biasanya saat hujan pertama kali datang adalah hujan yang tiba- tiba deras. Apabila hujan yang turun pertama kali dengan gerimis, maka hal itu mengindikasikan bahwa angin sudah menjauh dari tempat kita berada.Jika kita mendengar adanya sambaran petir yang cukup keras, maka ada kemungkinan bahwa hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi.Apabila saat memasuki musim penghujan, 1 hingga 3 hari tidak terjadi hujan, maka kemungkinan hujan pertama kali yang turun adalah hujan yang lebat dan disertai dengan angin kencang.Jika Anda merasa mengalami atau menemui beberapa tanda tersebut, maka Anda perlu waspada terhadap datangnya hujan es yang biasanya disertai dengan angin kencang ini.
2.5    Perbedaan Hujan Es dengan hujan salju
Perlu diketahui, es adalah air beku yang membentuk suatu bangun tak beraturan dan berukuran kecil, sedangkan salju ialah butiran uap air berwarna putih bagaikan kapas yang membeku di udara dan jatuh ke bumi akibat temperatur udara di daerah itu berada di bawah titik beku.
a.   Hujan Es
Hujan es bisa terjadi apabila puncak awan mempunyai suhu yang dingin sekali. Di area yang besuhu minus 0 derajat celcius ini, butiran air akan mengalami perubahan wujud akibat membeku sehingga menjadi butiran es di langit. Proses pembentukan butiran es ini melalui serangkaian tahapan yang panjang sehingga membuat strukturnya tampak berlapis-lapis. Ukuran es tersebut berkisar antara 2 mm sampai 20 cm tergantung dari waktu lamanya es tersimpan di dalam atmosfer yang dingin sebelum jatuh ke permukaan bumi.
b.  Hujan Salju
Pada saat suhu udara berada di bawah suhu awan dan suhu bumi berada di bawah 4 derajat celcius terciptalah salju yang mengakibatkan hujan salju. Jika kedua persyaratan tersebut tidak terpenuhi atau hanya salah satu syarat saja yang ada, maka potensi terjadinya hujan salju adalah nol. Hal ini dikarenakan salju yang terkumpul di awan seketika akan langsung mencair ketika jatuh ke permukaan bumi jika suhu rata-rata atmosfernya terletak di atas 4 derajat celcius. Begitupun bila suhu udara berada di atas suhu awan maka mustahil terbentuk titik-titik salju di awan.
2.6      Peristiwa Hujan Es yang terjadi di Bandung
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 19 April 2017 tempatnya di Bandung,Jawa Barat.Hujan es terjadi akibat kondensasi yang terlalu dingin hingga mencapai titik freezing -44°C.Hujan deras disertai angin kencang yang melanda di wilayah kota bandung, Jawa Barat,pada Rabu (19/04/2017) siang menyebabkan 10 pohon tumbang dan merusak sejumlah fasilitas di beberapa ruas jalan. Hujan deras yang turun sekitar 2 jam itu sempat disertai dengan turunnya butiran es. Seusai hujan reda, tumpukan es menyerupai salju ditemukan dibeberapa tempat.Pohon tumbang menimpa dua buah mobil yang sedang terparkir di samping Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Kota Bandung. Terjadi kepadatan lalu lintas karena terjadi banjir dari Sungai Cileuncang. Kecepatan angin ditaksir sekitar 70 kilometer/jam. Angin cukup kencang dari bawah ke atas dan dapat dikategorikan sebagai puting beliung. Itu berpengaruh terhadap turunnya hujan lebat disertai es. Faktor yang memicu lainnya adalah letak geografis wilayah Bandung yang dikelilingi oleh pegunungan, sehingga suhu panas sebelumnya yang terjadi di pusat wilayah itu tidak berpindah.
Dia menuturkan udara yang ada di kawasan Bandung juga bisa dikatakan tipis. Karena didorong dengan angin kencang sehingga terjadi kombinasi pada kondisi tersebut dan awan mengalami kondensasi.Dalam awan itu biasanya terdapat air dan es. Sebab kemarin anginnya kencang sehingga lapisan es yang ada pada awan terbawa lebih banyak daripada air. Di lapisan awan terdiri dari air dan es.












BAB III
KESIMPULAN

` Hujan es ini dalam ilmu meteorologi disebut juga dengan hail. Hail atau hujan es ini adalah presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Salah satu pembentukan dari bola- bola es ini adalah melalui kondensasi uap air lewat proses pendinginan di atmosfer pada sebuah lapisan yang terdapat di atas level beku. Dimana pada kondisi ini, uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih- benih es. Kemudian karena terjadi pengembunan yang mendadak, maka terjadi pembentukan es dengan ukuran yang sangat besar. Sebenarnya hujan es ini bukanlah fenomena alam yang aneh dan langka. Hujan es ini sudah seringkali terjadi. Dan terjadinya hujan es ini bisa saja menimpa daerah- daerah tropis bahkan bukan di saat musim penghujan. Butiran es yang jatuh saat hujan es merupakan kondensasi dari air hujan yang menggumpal di atas permukaan bumi yang disebut dengan awan gelap.

                   Salah satunya hujan es terjadi di Bandung. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 19 April 2017. Hujan deras yang turun sekitar 2 jam itu sempat disertai dengan turunnya butiran es. Seusai hujan reda, tumpukan es menyerupai salju ditemukan dibeberapa tempat.Pohon tumbang menimpa dua buah mobil yang sedang terparkir di samping Kantor Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Kota Bandung. Terjadi kepadatan lalu lintas karena terjadi banjir dari Sungai Cileuncang. Kecepatan angin ditaksir sekitar 70 kilometer/jam. Angin cukup kencang dari bawah ke atas dan dapat dikategorikan sebagai puting beliung. Itu berpengaruh terhadap turunnya hujan lebat disertai es.

Komentar

Postingan Populer